Brand equity adalah istilah internasional untuk ekuitas merek. Dalam bidang bisnis, akuntansi, dan perekonomian, ekuitas sebuah brand bukanlah sesuatu yang asing. Seharusnya, masyarakat luas turut memahami tentang ekuitas merek sebuah produk menimbang dari segi manfaatnya yang cukup besar. Berikut adalah ulasan lengkap tentang definisi hingga manfaat dari equity of brand.
Pengertian Lengkap Brand Equity Secara General dan Menurut Ahli
Secara general, definisi dari brand equity yaitu kekuatan atau tepatnya pengaruh yang dimiliki oleh sebuah merek produk. Ekuitas tersebut hanya dapat terbentuk jika brand tersebut mampu meninggalkan kesan yang mendalam pada pasar. Lalu, bagaimana pendapat para ahli perihal ekuitas merek?
1. Tjiptono
Brand equity merupakan rangkaian hak dan kewajiban yang dimiliki sebuah merek. Di mana kemudian aspek tersebut memengaruhi nilai produk berikut dengan perusahaan bersangkutan. Hal-hal yang menunjang ekuitas itu sendiri adalah nama dan simbol merek produk atau badan usaha terkait.
2. Kotler dan Keller
Maksud dari ekuitas merek adalah nilai tambah sebuah produk dari sudut pandang konsumen. Hal tersebut dapat dengan mudah terpresentasikan melalui pola pikir dan tindakan yang bersangkutan terhadap merek tersebut. Selain itu, ekuitas juga dapat tercermin jelas melalui stabilitas harga dan konsumen setia, serta kenaikan profit dari merek terkait.
a. Astuti dan Cahyadi
Gabungan perilaku khusus dari perusahaan produsen dan pelanggan setia merek di mana berimbas pada perluasan pengaruh, daya saing, serta keunggulan produk itulah ekuitas merek. Melalui brand equity tersebut, produk akan memenangkan persaingan dengan para kompetitor dengan cara yang relatif mudah, terutama melalui keterlibatan aktif konsumen setia.
b. Supranto dan Limakrisna
Ekuitas brand adalah nilai sebuah merek di mata konsumen yang tidak bersangkutan dengan nilai fungsional dari produk tersebut.
c. Susanto dan Wijanarko
Pengertian dari brand equity adalah penambahan atau pengurangan nilai sebuah produk yang berpengaruh langsung terhadap produsen. Penilaian diberikan oleh konsumen biasa maupun reguler melalui opini subjektif atas liabilitas sebuah produk.
Baca Juga:
- Perbedaan Saham Biasa Dan Saham Preferen, Pahami Sebelum Investasi
- Sistem Informasi Manajemen – Pengertian, Manfaat dan Tujuannya
- Pengertian Produk Jasa, Produk Bisnis yang Menjanjikan
Citra Merek Sebagai Pondasi Utama Ekuitas Merek
Bagaimana sebuah merek dapat meraih posisi ekuitas di pasar dan memenangkan persaingan sengit dengan para kompetitor? Jawabannya adalah kekuatan dari pondasi merek tersebut. Penyokong utama dari brand equity tidak lain adalah citra merek. Brand image adalah istilah internasional untuk pondasi ekuitas merek itu. Apa dan bagaimana korelasi antar keduanya?
Citra merek merupakan kesan baik positif maupun negatif atas sebuah produk di mata konsumen pada populasi pasar yang luas. Jadi, citra tersebut merupakan hasil mayoritas dari pengumpulan pendapat subjektif konsumen mengenai produk terkait dengan kesimpulan yang bersifat objektif. Kesan itulah yang kemudian membentuk nilai merek sebagai dasar ekuitasnya di pasar.
Sehingga, bila produsen ingin mereknya mencapai titik ekuitas, maka penting untuk membangun citra positif yang mengakar di benak konsumen. Untuk mencapai tujuan tersebut, produsen harus memerhatikan aspek produk maupun jasa dari hal yang paling dasar. Contohnya nama, lambang atau simbol merek, serta kualitas yang bagus dan terjaga.
Komponen Brand Equity Adalah…
Dimensi atau prinsip yang membentuk ekuitas merek sebuah produk terdiri dari empat komponen, yakni :
1. Kesadaran Merek / Brand Awareness
Definisi dari brand awareness adalah kesadaran konsumen terhadap sebuah merek. Maksudnya, konsumen akan mudah atau minimal mampu teringat akan brand yang bersangkutan ketika terlibat suatu hal yang menyangkut kategori produk terkait. Hal tersebut membuktikan bahwa secara teknis, konsumen merasa puas dengan merk bersangkutan sehingga menjadi hafal di luar kepala.
2. Persepsi Kualitas / Perceived Quality
Perceived Quality menunjukkan pendapat konsumen secara menyeluruh atas kualitas, keunggulan, dan keterjangkauan harga yang dimiliki oleh sebuah merek. Ketika mereka merasa puas akan kualitas yang ditawarkan, otomatis hal tersebut meninggalkan citra positif atas merek. Di mana hal tersebut menjadi dasar utama dalam pembentukan ekuitas brand.
3. Asosiasi Merek / Brand Associations
Maksud asosiasi merek adalah segala detail yang tersimpan dalam memori konsumen atas sebuah merek produk dan jasa. Semakin rinci hal-hal yang dapat diingat oleh pelanggan, maka semakin kuat pula brand equity yang dibentuk merek tersebut.
4. Loyalitas Merek / Brand Loyalty
Dimensi ini merupakan tolak ukur terkait loyalitas konsumen terhadap sebuah merek. Apakah mereka memilih terus menggunakan merek tersebut atau berpindah pada kompetitor? Semakin banyak konsumen setia dalam periode waktu yang panjang, maka kian kuat ekuitas merek produk tersebut. Namun jika konsumen memilih beralih ke merek pesaing, menjadi sulit mencapai ekuitasnya.
Melalui keempat dimensi ekuitas merek di atas, produsen dapat dengan mudah menilai equity level atau tingkat ekuitas masing-masing sekaligus membandingkannya dengan para pesaing. Jika sebuah merek unggul dalam keempat aspek, itu berarti ekuitas brand yang dicapai sangat tinggi sehingga menambah kuat pengaruh yang dimiliki dalam persaingan pasar.
Metode Pengukuran Brand Equity Adalah Melalui…
Bagaimana cara untuk mengetahui ekuitas sebuah merek? Satu-satunya metode dalam pengukuran brand equity adalah dengan melibatkan konsumen secara aktif, baik langsung maupun tidak langsung. Bila menggunakan cara langsung, maka perwakilan pihak produsen harus mengadakan sesi tanya jawab bertatap muka dengan konsumen seputar merek terkait.
Sementara untuk jalur tidak langsung dapat melalui jajak pendapat atau kuesioner di sosial media. Cara kedua tentunya lebih mudah dan praktis, namun akurasinya acap kali dipertanyakan. Sehingga keputusan untuk memilih di antara kedua metode tersebut sepenuhnya berada di tangan konsumen. Adapun pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan mencakup :
- Apakah responden mengetahui keberadaan merek tersebut?
- Bila mengetahui, apakah pernah menggunakannya?
- Bagaimana pendapat responden tentang kualitas merek?
- Bersediakah responden menggunakan ulang brand tersebut atau dengan kata lain menjadi pelanggan?
- Jika tidak, apa kekurangan dari merek itu?
- Apa saja yang diingat oleh responden tentang merek bersangkutan?
Poin-poin kuesioner di atas hanya sebagian kecil dari pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan ekuitas merek. Pada dasarnya, pertanyaan yang diajukan cenderung fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan dari produsen.
Contoh Ekuitas Merek di Indonesia
Di Indonesia, mudah sekali menemukan produk maupun jasa yang telah mencapai ekuitas merek. Brand apa saja yang dimaksud?
Produk / Jasa | Merek |
Mi Instan | Indomie |
Air Minum | Aqua |
Minuman Berkarbonasi | Sprite / Coca Cola |
Teh Botol | Sosro |
Ekspedisi | JNE |
Maksudnya contoh di atas adalah setiap kali sebuah produk atau jasa disebut, maka merek-merek di atas merupakan brand pertama yang terbesit di benak konsumen. Bahkan, dalam beberapa kasus, mereka tidak dapat melakukan diferensiasi atau pembedaan antara merek dengan produk atau jasa. Sebab, kedua hal tersebut melekat erat satu sama lain.
Misalnya untuk produk air minum, mayoritas masyarakat di Indonesia otomatis menyebut Aqua. Padahal merek yang dibeli adalah produk kompetitor. Tapi, mereka tidak mempermasalahkan hal tersebut. Di sisi lain, pembuktian brand equity adalah penolakan pelanggan beralih dari merek-merek di atas pada kompetitor. Terbukti dari laporan penjualan merek di atas yang stabil.
Manfaat Ekuitas Merek
Anda mungkin bertanya-tanya tentang manfaat brand equity sehingga para produsen produk dan jasa bersaing secara ketat untuk mencapai titik tersebut. Tidak dapat dipungkiri bahwa ekuitas merek memang memiliki banyak manfaat, antara lain :
- Ekuitas merek mampu menghilangkan atau meminimalisir keraguan target pasar terhadap brand
- Equity of brand cenderung menghasilkan loyalitas konsumen terhadap merek terkait.
- Produk dan jasa yang telah mencapai ekuitas merek memungkinkan untuk menempati posisi superior dan lebih menguntungkan dibandingkan kompetitor. Hal ini tentu sangat berpengaruh karena ketika menyebut sebuah produk, konsumen cenderung menyebut merek dengan ekuitas dibandingkan brand
- Brand equity memungkinkan produsen untuk mematok harga jual lebih tinggi dibandingkan pesaing karena kualitasnya telah terbukti lebih unggul. Otomatis margin keuntungan perusahaan turut mengalami kenaikan signifikan.
- Produk berekuitas merek biasanya lebih diutamakan oleh distributor dan retail, di mana proses penyaluran akan didahulukan dan mendapat slot display Hal itu bukan tanpa alasan, melainkan untuk memenuhi permintaan atau demand yang tinggi dari konsumen.
- Konsumen condong lebih percaya diri dan puas dengan merek yang sudah mencapai ekuitas.
Dengan kata lain, brand equity adalah sebuah tolak ukur yang sangat berpengaruh untuk sebuah produk dan jasa dalam persaingan melawan kompetitor. Tidak hanya itu, ekuitas merek juga sangat membantu bagi pihak produsen.