4 Karakteristik Laporan Keuangan dan Penjelasannya

By | 4 September 2019

Aplikasi Akuntansi Perusahaan Jasa

akuntanmuslim.com/jasa/

Fitur Lengkap | Mudah Digunakan | Laporan Otomatis

 

Aplikasi Akuntansi Perusahaan Dagang

akuntanmuslim.com/dagang/

Siap Pakai | Laporan Otomatis | Bisa Dikustom Sendiri

 

Aplikasi Akuntansi Perusahaan Manufaktur

akuntanmuslim.com/manufaktur/

Fitur Komplit | Bisa Banyak User | 1x Bayar

Laporan keuangan memiliki pengertian cukup beragam. Beberapa yang cukup populer adalah menurut Ikatan Akuntan Indonesia, laporan keuangan merupakan susunan informasi yang menampilkan posisi dan kinerja keuangan suatu entitas. Sementara menurut Gitman, laporan keuangan adalah laporan yang dibuat oleh perusahaan dalam bentuk rangkuman atau dokumentasi keuangan selama satu tahun terakhir, yang nantinya akan diserahkan kepada pemilik saham. Dalam penyusunannya, ada beberapa karakteristik laporan keuangan yang perlu diperhatikan agar tersaji secara baik dan benar.

Karakteristik laporan keuangan

4 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Karakteristik laporan keuangan adalah ukuran normatif yang harus dimiliki oleh sebuah informasi akuntansi sehingga berkualitas dan dapat mencapai tujuannya. Berdasarkan Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) Nomor 2 Tahun 1980, suatu informasi akuntasi dikatakan berkualitas apabila manfaat yang diperoleh lebih besar dari biaya yang dikeluarkan untuk membuat laporan tersebut. Sementara prasyarat normatif yang bisa dijadikan acuan karakteristik laporan keuangan yang baik dan benar, yaitu:

1. Mudah dipahami (Understandability)

karakteristik laporan keuangan mudah dipahami

Laporan keuangan memiliki peran penting dalam mengambil sebuah keputusan. Maka dari itu, penyajiannya harus menggunakan format/bentuk dan istilah yang mudah dipahami pengguna atau pembaca. Tolok ukur understandability sebuah laporan keuangan adalah ketika penggunanya dapat mengerti serta mampu menginterpretasikan.

Kendati demikian, keterbatasan pengetahuan pengguna tidak boleh menjadi sebab tidak dimasukkannya informasi tertentu (laporan yang wajib diketahui semua pihak). Justru ini menjadi tugas pengguna untuk mempelajari laporan keuangan yang disajikan. Tak hanya itu saja, pengguna diharuskan punya pengetahuan yang cukup banyak baik mengenai lingkungan ataupun kegiatan operasi entitas pelaporan.

2. Sesuai kebutuhan (Relevance)

Informasi dalam sebuah laporan keuangan juga harus relevan. Ini berarti sesuai dengan kebutuhan pengguna untuk mengevaluasi kinerja sebelumnya sehingga mampu mengambil keputusan ekonomi yang tepat. Dalam istilah lain, relevansi sebuah laporan keuangan berguna untuk penegasan atau pengkoreksian terhadap keuangan di masa lalu dan memprediksi masa depan.

Ada beberapa syarat suatu laporan keuangan dapat dikatakan sesuai kebutuhan atau relevan, yakni:

• Memiliki nilai umpan balik (feedback value)

Laporan keuangan mampu menjadi bahan evaluasi terhadap posisi dan kinerja keuangan, serta kebijakan suatu perusahaan di periode sebelumnya.

• Terdapat Nilai prediktif (prediktif value)

Informasi yang tersaji dalam laporan keuangan dapat membantu perusahaan untuk memprediksi kondisi di periode selanjutnya, sehingga dapat memilih strategi yang tepat (menggunakan cara lama ataupun baru) untuk menghadapinya.

• Tepat waktu

Laporan keuangan harus disusun dan selesai tepat waktu, sebab informasi di dalamnya sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan terkait ekonomi.

• Lengkap

Laporan keuangan dapat dikatakan relevan apabila menyajikan secara lengkap dan jelas informasi terkait posisi dan kinerja keuangan, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan serta memprediksi hambatan yang akan terjadi.

3. Terjamin atau andal (Reliability)

Karakteristik laporan keuangan yang kredibel selanjutnya adalah andal atau reliabel. Sebab meski laporan sudah relevan tetapi jika tidak andal, maka dapat menyesatkan pengguna atau pembacanya. Tolok ukur keandalan suatu laporan keuangan ditentukan oleh beberapa aspek sebagai berikut:

• Penyajian Jujur

Semua informasi terkait keuangan perusahaan harus dilaporkan secara jujur keadaan sebenarnya dan wajar. Pada prakteknya acap kali informasi dalam laporan keuangan tidak luput dari risiko dianggap kurang jujur. Sebenarnya hal ini bukan bentuk kesengajaan, namun akuntan kesulitan mengidentifikasi transaksi. Oleh karena itu, sebaiknya setiap transaksi yang terjadi (keluar masuk arus kas) langsung dilakukan pencatatan tepat saat peristiwa terjadi, dengan tidak lupa melampirkan bukti kwitansi atau lainnya.

• Substansi Mengungguli Bentuk

Berkaitan dengan aspek sebelumnya bahwa informasi harus disajikan secara jujur, maka subtansi dan realitas suatu informasi lebih diprioritaskan daripada bentuknya.

• Netralitas

Laporan keuangan diharuskan memiliki segala informasi untuk kepentingan semua pemakai. Jadi, informasi yang tersaji bukan berdasarkan kebutuhan salah satu pihak tertentu. Apabila aspek netralitas ini sengaja dilupakan, maka dampaknya akan tidak baik pada sang penyusun, sebab laporan keuangan tidak lepas dari proses audit untuk mengukur keandalan.

• Pertimbangan Sehat

Pada proses penyusunan laporan keuangan, kondisi tidak pasti mungkin saja terjadi. Hal ini mungkin disebabkan pihak eksternal, seperti inflasi, kebijakan pemerintah, atau lainnya. Oleh karena itu, agar laporan keuangan tetap andal maka perlu kehati-hatian atau pertimbangan sehat dalam penyusunannya.

Pastinya, setiap perusahaan tidak ingin kehilangan investor ataupun kreditornya. Meski demikian, pembuatan laporan keuangan tidak boleh menunjukkan penghasilan terlalu tinggi atau beban yang tercantum dalam nilai sangat rendah. Begitu pula sebaliknya, tidak diperkenankan ada cadangan tersembunyi atau penyisihan (provision) berlebihan. Sebab hal ini sama saja membuat penghasilan lebih rendah dan beban kewajiban lebih tinggi.

• Kelengkapan

Supaya laporan keuangan bisa dikategorikan andal, informasi yang ditampilkan harus secara lengkap dalam batasan matrealitas dan biaya. Adanya ketidaksengajaan untuk tidak memberikan informasi terbuka (omission) dapat menyebabkan informasi tidak benar. Jadi, laporan keuangan menjadi kurang relevansi atau tak bisa diandalkan.

4. Bisa dibandingkan

Bisa dibandingkan dengan periode sebelumnya juga merupakan ciri laporan keuangan yang baik. Oleh karena itu, penyajian dan pengukuran transaksi harus dilakukan secara konsisten di setiap periode. Ini bukan berarti harus sama, melainkan berpedoman pada standar akuntansi.

Perbandingan laporan keuangan dibagi menjadi dua macam, yakni secara internal dan eksternal. Internal berarti membandingkan dengan laporan keuangan di periode sebelumnya dalam satu perusahaan yang menerapkan standar akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Sedangkan eksternal adalah membandingkan dengan laporan dari perusahaan lain yang memiliki pengukuran dan penyajian sama.

Baca Juga:

Hambatan Laporan Keuangan Tidak Memenuhi Karakteristiknya

Pada prakteknya ada beberapa kondisi yang membuat perusahaan mengalami hambatan, sehingga tidak dapat memenuhi karakteristik dari laporan keuangan. Beberapa hambatan tersebut di antaranya:

1. Hambatan materialitas

Pada beberapa entitas, terutama kantor milik pemerintah, laporan keuangan diharuskan menyajikan informasi dengan kriteria materialitas. Dengan begitu, ketika ada informasi yang terlewat, namun selama tidak mengurangi materialitas, maka laporan tetap diterima dan dianggap wajar. Akibatnya ada beberapa informasi keuangan yang sengaja tidak dilaporkan. Kondisi ini membuat tidak terpenuhinya karakteristik laporan keuangan yang baik dan tepat berupa keandalan yang mengharuskan kejujuran dan keunggulan subtansi.

2. Hambatan Pertimbangan Biaya dan Manfaat

Sebagaimana diketahui bahwa laporan keuangan harus disampaikan secara keseluruhan dan jujur. Namun seringkali pertimbangan biaya dan manfaat membuat beberapa aspek tidak dilaporkan. Misal, ketika biaya yang dikeluarkan untuk mencetak laporan pos transaksi tertentu lebih besar dibandingkan manfaatnya. Menghadapi kondisi demikian, perusahaan perlu mempertimbangkan dengan matang. Sebab bisa saja laporan yang tidak ditampilkan tersebut penting bagi pihak lain yang bersangkutan dengan perusahaan.

3. Hambatan keseimbangan antar karakteristik

Pemenuhan terhadap semua karakteristik laporan keuangan terkadang membuat penyusun juga mengalami kesulitan. Hal ini terjadi terutama ketika harus lebih memprioritaskan antara relevan dan keandalan. Pada kondisi tertentu, perusahaan mungkin lebih mengutamakan karakteristik andal daripada relevan, ataupun sebaliknya. Oleh sebab itu, supaya dapat memberikan informasi sesuai dengan apa yang dibutuhkan pemakai, pertimbangan matang mengenai penentuan tingkat kepentingan antar karakteristik dalam laporan keuangan akuntansi sangat diperlukan.

Demikian pembahasan lengkap mengenai karakteristik laporan keuangan. Semoga bermanfaat untuk Anda para akuntan ataupun yang sedang belajar akuntansi.

Aplikasi Akuntansi Perusahaan Jasa

akuntanmuslim.com/jasa/

Fitur Lengkap | Mudah Digunakan | Laporan Otomatis

 

Aplikasi Akuntansi Perusahaan Dagang

akuntanmuslim.com/dagang/

Siap Pakai | Laporan Otomatis | Bisa Dikustom Sendiri

 

Aplikasi Akuntansi Perusahaan Manufaktur

akuntanmuslim.com/manufaktur/

Fitur Komplit | Bisa Banyak User | 1x Bayar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *