Pembuatan laporan keuangan yang benar menjadi salah satu faktor yang berpengaruh pada kemajuan perusahaan atau kegiatan. Banyak istilah rumit pada laporan keuangan yang membuat pelaku bisnis sulit menerapkannya. Oleh karena itu, simak contoh laporan keuangan berikut ini:
Beberapa Contoh Laporan Keuangan
Pada dasarnya, setiap laporan keuangan memiliki bentuk format yang berbeda-beda. Laporan keuangan dapat disesuaikan dengan perusahaan, bisnis atau pun kegiatan yang sedang dijalankan. Berikut ini adalah beberapa contohnya:
1. Laporan Keuangan Lengkap
Salah satu contoh laporan keuangan lengkap adalah laporan laba rugi. Laporan ini merupakan laporan yang mencatat seluruh aktivitas operasional perusahaan. Laporan ini juga menyajikan rincian informasi mengenai pendapatan, beban, laba dan rugi perusahaan pada periode tertentu.
Cara membuat laporan laba rugi ini dapat disusun dengan menggunakan neraca lajur atau kertas kerja. Penyusunan laporan dilakukan dengan cara mengutip nominal saldo-saldo seperti pendapatan dan kolom-kolom lain yang terdapat pada neraca lajur.
Tanggal 01/01/2019 – 06/06/2019
Pendapatan dari Penjualan |
|
Penjualan | Rp. 314.726.000 |
Diskon Penjualan | -Rp. 5.448.950 |
Retur Penjualan | -Rp. 4.999.000 |
Total Pendapatan dan Penjualan | Rp. 304. 278.050 |
Harga Pokok Penjualan | |
Harga Pokok Penjualan | Rp. 151.803.000 |
Diskon Pembelian | -Rp. 10.402.440 |
Total Harga Pokok Penjualan | Rp. 141.400.560 |
Laba Kotor | Rp. 162.887.490 |
Biaya Operasional | |
Iklan Promosi | Rp. 8.000.000 |
Makanan Hiburan | Rp. 415.000 |
Biaya Kantor | Rp. 167.200 |
Fasilitas | Rp. 6.000.000 |
Gaji | Rp. 10.000.000 |
Total Biaya | Rp. 24.582.200 |
Pendapatan Bersih Operasional | Rp. 138.295.290 |
Pendapatan Lainnya | |
Pendapatan Pengiriman | Rp. 166.000 |
Total Pendapatan Lainnya | Rp. 166.000 |
Biaya Lainnya | |
Pengeluaran Lainnya | Rp. 3.955 |
Biaya Penyusutan | Rp. 1.250.000 |
Penyesuaian Persediaan Barang | Rp. 15.400.000 |
Total Biaya Lainnya | -Rp. 14.146.045 |
Pendapatan Bersih | Rp. 152.607.335 |
Total Pendapatan Komprehensif Barang | Rp. 152.607.335 |
2. Laporan Keuangan Sederhana
Salah satu contoh keuangan sederhana adalah buku kas. Biasanya laporan buku kas ini dapat diterapkan diberbagai organisasi atau komunitas tertentu. Laporan keuangan ini agar memudahkan suatu komunitas mengelola keuangannya.
Laporan keuangan sederhana, bentuk formatnya secara umum hanya mencakup tanggal, keterangan, pemasukan, dan pengeluaran. Selain dapat diterapkan pada buku kas juga dapat digunakan dalam laporan keuangan yang tidak memiliki komponen laba rugi. Berikut contohnya:
Tanggal | Keterangan | Debet | Kredit | Saldo | ||
5 Januari 2019 | Saldo Kas Awal | Rp. 7.000.000 | Rp. 7000.000 | |||
10 Januari 2019 | Penjualan Tunai | Rp. 17.000.000 | Rp. 24.000.000 | |||
15 Januari 2019 | Tagihan Listrik | Rp. 450.000 | Rp. 23.550.000 | |||
20 Januari 2019 | Tagihan Internet | Rp. 500.000 | Rp. 23.500.000 | |||
Baca Juga:
- Urutan Laporan Keuangan yang Benar dalam Akuntansi
- Komponen Laporan Keuangan dalam Akuntansi
- Tujuan Laporan Keuangan Menurut SAK (Standar Akuntansi Keuangan), Yuk Simak!
3. Laporan Keuangan Acara Halal Bi Halal
Setiap acara tentu memiliki laporan kegiatan. Di dalam laporan kegiatan terdapat laporan keuangan. Laporan keuangan ini digunakan sebagai transparasi dana selama proses persiapan acara, berlangsungnya acara hingga setelah pelaksanaan acara.
Berikut contoh laporan keuangan acara Halal Bi Halal:
PEMASUKAN | |||
Tanggal | Keterangan | Nominal | |
1/11/2018 | Sumbangan PKK | Rp. 3.000.000 | |
1/11/2018 | Sumbangan Kepala Desa | Rp. 4.000.000 | |
3/11/2018 | Proposal Karang Taruna | Rp. 1.500.000 | |
4/11/2018 | Sumbangan RT/RW Se-Desa | Rp. 500.000 | |
8/11/2018 | Donatur Perorangan | Rp. 750.000 | |
11/11/2018 | Kas Karang Taruna | Rp. 450.000 | |
PENGELUARAN | |||
20/11/2018 | Santunan Sembako 100 Orang | Per/orang Rp. 30.000 | Rp. 3.000.000 |
21/11/2018 | Pulsa Listrik Balai Desa | Rp. 50.000 | |
22/11/2018 | Konsumsi Peserta | Rp. 850.000 | |
23/11/2018 | Konsumsi Panitia | Rp. 300.000 | |
25/11/2018 | Biaya Operasioanal | Rp. 150.000 | |
26/11/2018 | Biaya Lain-Lain | Rp. 250.000 | |
TOTAL PEMASUKAN | Rp. 10.200.00 | ||
TOTAL PENGELUARAN | Rp. 4.600.000 | ||
TOTAL SISA KEGIATAN | Rp. 5.600.000 |
4. Laporan Keuangan Bengkel Motor
Berikut ini adalah contoh laporan keuangan bengkel motor. Laporan ini berupa format sederhana yang dapat dilakukan pengusaha bengkel motor skala kecil hingga besar. Untuk memudahkan pengusaha dalam mengelola penghasilannya setiap bulan, maka perlunya membuat laporan keuangan usahanya.
Pendapatan Jasa Service (1 Bulan) | Rp. 3.850.000 | |
Beban Usaha | ||
Beban Sewa (Pengeluaran) | ||
Beban sewa ruangan | Rp. 60.000 | |
Beban listrik dan air | Rp. 200.000 | |
Beban gaji karyawan | Rp. 300.000 | |
Beban telepon | Rp. 75.000 | |
Beban perlengkapan motor | Rp. 150.000 | |
Beban penyusutan peralatan | Rp. 50.000 | |
Jumlah Beban Usaha | Rp. 835.000 | |
Laba Bersih | Rp. 3.015.000 |
5. Laporan Keuangan Budidaya Ikan Lele
Menjadi pengusaha dalam pengembangan ikan lele tidaklah mudah seperti yang dipikirkan. Untuk meminimalisir kerugian, Anda harus mengetahui betapa pentingnya mencatat setiap penghasilan dan pengeluaran.
Mengingat ikan lele adalah makhluk hidup (yang dibudidayakan), maka setiap proses budidaya harus dilakukan dengan sangat rinci dan membaca resiko yang mungkin terjadi. Salah satu cara untuk meminimalisir resiko kerugian adalah dengan membuat laporan keuangan budidaya ikan lele.
NO | Unsur Pembiayaan | Uraian | |
1. | Dana yang diperlukan | Investasi
Modal Kerja Total |
Rp. 44.000.000
Rp. 42.000.000 Rp. 86.500.000 |
2. | Sumber Dana | Modal Pribadi | |
3. | Kalayakan Usaha | ||
4. | Periode Proyek | 3 tahun | |
5. | Kapasitas | 6.650kg lele/per siklus atau Rp 56.525.000 | |
6. | Produksi | 1 tahun = 5 siklus
Pendapatan per-tahun = 4 x 6.650 kg = 26.600 kg Rp. 226.100.000 |
|
7. | Tingkatan | Sederhana | |
Produksi yang Dihasilkan | Ikan Lele | ||
Pemasaran Produk | Ikan lele akan langsung dijual kepada pedagang atau konsumen |
6. Laporan Keuangan Hotel
Setelah proses penjurnalan transaksi, selanjutnya adalah tahap pelaporan rincian keuangan. Biasanya hotel melakukan pembukuan pada buku besar setiap akhir bulan agar dapat disiapkan laporan keuangan bulanan sebagai laporan intern perusahaan.
Dalam laporan keuangan hotel, statistik yang lazim ditentukan adalah untuk departemen kamar, makanan dan minuman. Statistik ini mencakup harga kamar, tingkat hunian, lama tinggal, pengeluaran tamu restoran, penjualan makanan dan minuman. Berikut salah satu contoh laporan keuangan hotel:
Pendapatan Departemen | Jumlah |
Pendapatan kamar | Rp 3.317.153.705 |
Pendapatan makanan | Rp 1.271.759.235 |
Pendapatan minuman | Rp 966.911.660 |
Pendapatan Sewa Ruangan | Rp 128.000.000 |
Jumlah Pendapatan Departemen | Rp 5.683.824.600 |
Biaya dan Harga Pokok | |
Kamar | Rp 402.087.200 |
Makanan dan Minuman | Rp 2.324.400.000 |
Sewa Ruangan | Rp 50.000.000 |
Jumlah Biaya dan Harga Pokok | Rp 2.776.487.200 |
Laba Departemen | Rp 2.907.337.400 |
Biaya tidak distribusikan | |
Administrasi dan Umum | Rp 28.078.800 |
Pemasaran | Rp 28.078.800 |
Pemeliharaan dan Eergi | Rp 32.570.000 |
Jumlah Biaya tidak distribusikan | Rp 88.727.600 |
Laba setelah biaya tidak distribusikan | Rp 2.818.609.800 |
Asuransi | Rp 12.392.400 |
Laba sebelum biaya bunga, depresiasi, amortisasi, dan PPh | Rp 2.806.217.400 |
Biaya Bunga | Rp 7.745.200 |
Laba sebelum depresiasi, amortisasi, dan PPh | Rp 2.798.472.200 |
Depresiasi, dan Amortisasi | Rp 58.863.900 |
Laba sebelum PPh | Rp 2.739.608.300 |
PPh (30%) | Rp 821.882.490 |
Laba Bersih | Rp 1.917.725.810 |
Laporan keuangan adalah salah satu kunci kesuksesan sebuah usaha. Sebuah perusahaan atau kegiatan tertentu dituntut untuk membuat laporan keuangan yang tepat, agar keuangan menjadi jelas (transparan) dan menghindari kerugian dalam usaha.
Bisnis apapun, penting bagi Anda untuk bisa membuat laporan keuangan yang berupa neraca dan rugi laba. Dengan adanya kedua laporan itu, maka Anda bisa mengukur perkembangan bisnis atau usaha yang sedang dijalankan. Demikian beberapa contoh laporan keuangan.