Salah satu jenis biaya dalam akuntansi adalah biaya tetap yang menjadi sebuah keharusan bagi perusahaan maupun perorangan untuk mencapai tujuan maupun manfaat tertentu. Jenis biaya yang satu ini tidak ada kaitannya dengan perubahan jumlah barang atau jasa. Hanya saja jumlahnya bisa berubah seiring dengan waktu. Untuk lebih jelasnya akan tersaji beberapa contoh biaya tetap.
Pengertian Biaya Tetap
Ada beberapa pengertian biaya tetap menurut para ahli, diantaranya adalah:
- Carter (2009:68) berpendapat bahwa biaya tetap adalah biaya yang secara keseluruhan tidak berubah saat aktivitas bisnis meningkat maupun menurun.
- Menurut Munawir (2004:185), biaya tetap merupakan biaya yang jumlah seluruhnya tetap dalam range output tertentu, namun setiap satuan produksi bisa berubah sesuai dengan perubahan produksi.
- Mulyadi (2009:15) berpendapat bahwa biaya tetap yaitu biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran volume kegiatan tertentu.
Dengan demikian, biaya tetap bisa diartikan sebagai biaya yang tidak mengalami perubahan jumlah, meskipun terjadi perubahan jumlah barang dan jasa yang berkaitan dengan waktu, seperti halnya biaya sewa gedung, pajak bangunan, dan sebagainya. Biaya tersebut tetap harus dibayar oleh perusahaan meskipun tidak menghasilkan barang dan jasa secara langsung.
Di sisi lain bisa berubah seiring waktu, seperti halnya biaya sewa bangunan untuk pabrik jumlahnya akan tetap selama periode tertentu. Namun, seiring waktu pabrik tersebut semakin besar kapasitasnya, sehingga membutuhkan bangunan yang lebih besar atau lebih banyak. Hal itu kemudian membuat perusahaan harus menyewa lagi, sehingga biaya yang dikeluarkan juga berubah menjadi lebih besar.
Jadi, mau tidak mau pihak menejeman perusahaan tetap mengeluarkan biaya untuk hal itu. Karena itulah mereka harus pandai merencanakan anggaran dan menejeman produksi secara maksimal supaya menghasilkan barang dan jasa yang banyak untuk menutupi pembayaran biaya tetap.
Tentu saja hal itu sangat berbeda dengan biaya variabel, dimana perusahaan tidak harus membayar biaya tertentu jika tidak menghasilkan output tertentu baik berupa barang maupun jasa. Karena itulah biaya variabel sangat dipengaruhi oleh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan.
Macam-Macam dan Contoh Biaya Tetap
1. Penyusutan
Penyusutan adalah beban sistematis suatu perusahaan terhadap aset fisik yang harus ditanggung selama usia manfaatnya. Aset tersebut bisa berupa gedung, mesin produksi, peralatan serta perlengkapan kantor dan sebagainya. Adapun rumus mencari penyusutan selama satu tahun adalah sebagai berikut:
D = A-S / n
atau
r = D/A x 100
Keterangan:
D: Biaya penyusutan setiap periode
A: Biaya perolehan (sewa maupun beli) aktiva atau aset yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkannya hingga siap digunakan.
S: Perkiraan nilai aktiva yang mungkin diperoleh setelah penggunaannya melewati batas
r : Tingkat penyusutan atau persentase penyusutan
n : Usia manfaat dalam setiap tahun atau periode tertentu
Contohnya masalah:
Suatu perusahaan mempunyai aset berupa peralatan kantor bernilai Rp 15.000.000 saat membelinya. Peralatan tersebut diperkirakan bermanfaat sampai 5 tahun dengan taksiran nilai sisanya sebesar Rp 3.000.000.
Tentukan besar beban penyusutan setiap tahun dan persentasenya!
Jawab
Diketahui
A = 15.000.000
S = 3.000.000
n = 5 tahun
Maka diperoleh D = S-A / n
D = (15.000.000 – 3.000.000) / 5
= 12.000.000 / 5
= 2.400.000
Jadi, besar penyusutan setiap tahun adalah Rp 2.400.000
r = D/A x 100 %
= (2.400.000 / 15.000.000) x 100 %
= 16 %
Jadi, besar persentase penyusutan setiap tahunnya adalah 16 %
2. Asuransi
Asuransi merupakan biaya berkala yang harus dibayarkan perusahaan berdasarkan kontrak asuransi dan semacamnya. Sebagai catatan, beban bunga bisa menjadi biaya tetap jika suku bunga masuk dalam perjanjian saat mengadakan perjanjian, jika tidak demikian maka tidak masuk dalam biaya tetap.
Asuransi ini sangat bermanfaat untuk perkembangan dan pertumbuhan perusahaan khususnya sebagai jaminan pengiriman barang, pengganti kerugian, jaminan resiko, serta dapat memperkuat bisnis dalam perusahaan.
3. Pajak Properti
Pajak properti yaitu biaya yang harus dibayar oleh perusahaan kepada pemerintah terkait berdasarkan jumlah atau biaya aset. Jadi, pajak tersebut hanya dibayar pada periode tertentu seperti setahun sekali kepada pihak pemerintah sesuai dengan nilai aset yang dimiliki oleh perusahaan.
4. Gaji
Gaji ialah kompensasi tetap yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan maupun pegawai dalam periode tertentu dengan jumlah tertentu. Gaji tersebut bisa berupa upah pokok, gaji intensif yang diberikan penambahan jam kerja dan lainnya, tunjangan berupa asuransi jiwa, kesehatan, hiburan dan semacamnya, dan fasilitas seperti halnya rumah atau mobil.
Jadi sistem penggajian juga berbeda-beda pada setiap jenis perusahaan begitu pula jumlahnya. Jumlahnya biasanya disesuaikan dengan besar kecil perusahaan, jenis pekerjaan, dan lainnya.
5. Biaya sewa
Biaya sewa adalah biaya yang harus dibayar perusahaan dalam periode tertentu secara bekala terkait dengan penggunaan real estate atau fasilitas khusus seperti kantor, gudang, dan pabrik, dimana bangunan tersebut milik orang lain yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk menjalankan aktivitas bisnis.
Contoh Biaya Tetap dalam Berbagai Kasus
Suatu perusahaan A mempunyai biaya tetap untuk sewa bangunan sebesar Rp 50.000.000,00 setiap bulan. Hal itu digunakan sebagai pabrik untuk memproduksi sepatu. Apabila perusahaan tidak mampu memproduksi sepatu dalam bulan tersebut, maka tetap membayar biaya sewa sebesar Rp 50.000.000,00.
Begitu pula sebaliknya apabila perusahaan mampu memproduksi 2 juta sepatu maka biaya sewa bangunan tersebut tetap Rp 50.000.000,00 per bulan. Sementara itu biaya variabelnya akan berubah dari 0 menjadi 2 juta.
Dengan begitu bisa diambil kesimpulan bahwa biaya tetap mempunyai dua sifat khusus yaitu tidak bisa berubah karena pengaruh periode maupun aktivitas tertentu dan biaya per unit berbanding balik dengan perubahan jumlah produksi barang dan jasa.
Artinya, apabila volume atau jumlah barang dan jasa yang dihasilkan sedikit, maka biaya tetap tinggi. Sebaliknya, jika volume bertambah atau tinggi, maka biaya per unitnya menjadi lebih rendah atau sedikit. Contohnya seperti satu mesin produksi bisa menghasilkan 100 barang setiap hari dan 3000 per bulan. Jika ingin menambah hasil produksi lebih dari 3000 barang, maka harus menambah jumlah mesin.
Dari jumlah produksi tersebut harus dihitung biaya penyusutan untuk memperoleh biaya setiap unitnya dengan cara:
Diketahui:
Harga beli mesin Rp 100.000.000
Nilai sisa : Rp 10.000.000
Taksiran lama pemakaian : 10 tahun
Maka, penyusutan (D) = (Harga beli mesin (A) – Nilai sisa (S)) / Taksiran pemakaian (n)
Penyusutan = 100.000.000 – 10.000.000 / 10
= 9.000.000
Jadi, biaya penyusutan atau biaya tetap adalah Rp 9.000.000 per tahun atau Rp 7.500.000 per bulan.
Sedangkan, biaya per unit diperoleh dari biaya tetap per bulan dibagi jumlah produksi barang per bulan.
Demikian, 7.500.000 : 3000 = Rp 2.500 per unit.
Begitu pula seterusnya jika hanya mampu menghasilkan 1000 barang per bulan,
maka 7.500.000 : 1000 = Rp7.500 per unit.
Dari contoh biaya tetap di atas bisa artikan bahwa jumlah yang harus dibayar oleh perusahaan tidak akan berubah dalam periode tertentu namun akan memperngaruhi biaya produksi barang per unit.