Purposive sampling adalah salah satu teknik pengambilan sampel. Objek yang dipilih untuk dijadikan sebagai sampel tidak ditentukan secara acak seperti beberapa penelitian lain. Untuk purposive sampling, masing-masing sampel memiliki ciri khas tertentu di mana memenuhi persyaratan sebagai objek atau subjek yang sesuai dengan tujuan dari diadakannya penelitian tersebut.
Definisi, Tujuan, Syarat, Prosedur, dan Contoh Purposive Sampling
Menurut Para Ahli Purposive Sampling Adalah…
Menurut para ahli, definisi purposive sampling adalah sebagai berikut :
- Arikunto
Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel non-random karena objek dan subjek yang dipilih didasarkan pada pertimbangan tertentu.
- Notoatmodjo
Pengertian dari purposive sampling yakni pemilihan sampel berdasarkan ciri-ciri tertentu.
- Sugiyono
Definisi purposive sampling tidak lain adalah teknik pengambilan sampel dengan pertimbangkan khusus supaya data dari hasil penelitian yang dilakukan menjadi lebih representatif.
Tujuan dari Purposive Sampling
Menurut pengertian para ahli, dapat diambil poin penting mengenai definisi teknik sampling dan indikasi penggunannya. Singkatnya, purposive sampling lebih digunakan oleh para peneliti jika sebuah penelitian membutuhkan kriteria khusus agar sampel yang diambil nanti sesuai dengan tujuan penelitian itu sendiri dan dapat memecahkan masalah serta memberikan nilai yang lebih representatif, sehingga tehnik yang diambil dapat memenuhi objektif dilakukannya suatu penelitian
Syarat-Syarat Purposive Sampling Adalah…
Sebuah teknik pengambilan sampel dapat dikategorikan sebagai purposive sampling hanya bila syarat-syaratnya terpenuhi. Adapun syarat dari purposive sampling adalah sebagai berikut :
- Dalam penentuan karakteristik objek atau subjek sampel, peneliti harus melakukan studi pendahuluan yang dapat dipertanggungjawabkan akurasinya.
- Sampel yang dipilih harus memiliki karateristik, sifat, dan ciri khusus, yang sesuai dengan ketiga aspek tersebut dari populasi yang dipilih sebagai sampel.
- Dari keseluruhan populasi, subjek maupun objek yang menjadi sampel harus yang paling mendekati deskripsi tujuan penelitian.
Rumus Purposive Sampling
Rumus dalam menentukan jumlah sampel berdasarkan purposive sangat dilematis. Sebab meskipun anda telah mengetahui jumlah populasi yang akan diteliti, tetapi biasanya jumlah populasi tersebut tidak cukup apabila anda mencoba untuk menerapkan rumus simple random sampling karena adanya kriteria tertentu. Oleh karena itu, semua keputusan kembali ke tangan si peneliti, apakah dia lebih menekankan jumlah yang mencukupi atau ketatnya persyaratan pada sampel
Baca Juga:
- Stakeholder Adalah? Konsep Dasar, Pengertian Serta Peranannya
- Teknis Penerapan Variabel Dependen dan Independen
- Mempelajari Permasalahan Ekonomi Mikro dan Solusinya
Prosedur dalam Purposive Sampling
Dalam teknik purposive sampling, ada prosedural yang harus diikuti oleh peneliti yang memilih metode tersebut. Berikut adalah tahapan dari pelaksanaan purposive sampling :
- Tentukan tujuan dari penelitian. Hal tersebut merupakan hal pertama yang harus dilakukan untuk dapat memilih sampel yang sesuai.
- Setelah menentukan tujuan dari penelitian, buat daftar kriteria untuk mendapatkan sampel penelitian yang sesuai.
- Pilih daftar populasi yang sesuai dengan tujuan dari penelitian dan pastikan memiliki objek atau subjek yang memenuhi kriteria.
- Buat aturan jelas daftar minimal dan maksimal dari sampel.
- Lakukan penelitian terhadap sampel yang terpilih sesuai dengan kriteria yang sebelumnya dibuat.
Contoh Kasus Purposive Sampling
Untuk lebih memahami teknik sampling yang satu ini, maka diperlukan beberapa contoh kasus. Contoh penelitian yang menggunakan teknik purposive sampling adalah sebagai berikut :
Judul Penelitian | Komplikasi Penderita Penyakit Diabetes |
Kriteria Sampel | – Penderita Diabetes Melitus.
– Usia 18-45 tahun. – Alasan menderita diabetes : genetik atau pola hidup. – Menderita penyakit kronis lain akibat sebelumnya mengidap diabetes. |
Kesimpulan |
|
Purposive sampling cenderung memiliki fleksibilitas sehingga dapat diterapkan pada tema penelitian apa pun. Di atas merupakan contoh purposive sampling di bidang kesehatan. Contoh lainnya adalah penelitian di bidang ekonomi seperti di bawah ini :
Judul | Penyebab dan Akibat Menurunnya Kegiatan Ekspor di Indonesia |
Kriteria Sampel | – Komoditas ekspor Indonesia yang utama seperti rempah-rempah.
– Perbandingan data ekspor rempah-rempah kuartal lalu dengan kuartal saat ini. – Neraca dagang ekspor Indonesia periode lalu dan saat ini. – Kondisi perekonomian nasional saat ekspor stabil dan meningkat dengan ketika prosentase ekspor menurun. |
Kesimpulan |
|
Kelebihan dan Kekurangan Teknik Purposive Sampling Adalah…
Masing-masing teknik sampling memiliki keunggulan maupun kelemahan. Kelebihan dari teknik purposive sampling adalah :
- Sampel yang terpilih sesuai dengan tujuan dari dilakukannya penelitian sehingga hasil lebih akurat, efisien, dan dapat dipertanggungjawabkan.
- Teknik purposive sampling merupakan metode sampling yang tergolong paling mudah untuk dilakukan karena tidak memerlukan rumus perhitungan yang rumit. Cukup data-data penunjang sesuai tema penelitian dan kriteria sampel yang telah ditetapkan.
- Purposive sampling dapat diaplikasikan dalam berbagai studi kasus.
- Objek maupun subjek dari purposive sampling bisa didekati atau didapatkan dengan mudah oleh peneliti. Hal tersebut tentu memudahkan serta mempercepat penelitian.
Sedangkan untuk kekurangan dari purposive sampling yaitu :
- Kriteria sampel yang ditetapkan peneliti kadang membatasi jumlah objek maupun subjek yang tersedia. Hal tersebut berimbas pada kurang representatifnya jumlah sampel yang disajikan dalam laporan.
- Dibandingkan ramdom sampling atau teknik pengambilan sampel secara acak, purposive sampling sedikit lebih rumit penerapannya.
- Hasil dari purposive sampling tidak dapat dijadikan sebagai acuan secara general akibat pembatasan kriteria sampel.
Tidak dapat dipungkiri bahwa purposive sampling adalah teknik sampling yang memiliki cakupan luas, namun juga tetap memiliki kekurangan. Sehingga, penerapannya bergantung pada si peneliti untuk mendapatkan hasil penelitian paling memuaskan.