Laporan posisi keuangan merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi. Laporan ini untuk menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada akhir periode tersebut. Laporan posisi keuangan ini juga biasa disebut dengan neraca.
Jenis Laporan Posisi Keuangan
Dalam satu periode akuntansi, dikenal berbagai macam istilah laporan posisi keuangan atau neraca yang disebut berdasarkan waktu berjalannya. Ada beberapa jenis jika dilihat dari waktu prosesnya. Berikut beberapa ulasan untuk lebih jelasnya.
1. Laporan Posisi Keuangan Awal
Merupakan neraca pertama yang di gunakan dalam memulai satu periode akuntansi di sebuah perusaan. Neraca awal ini merupakan neraca yang di ambil dari akhir periode sebelumnya.
Jadi bisa disimpulkan bahwa ini merupakan neraca akhir dari periode sebelumnya dan berubah menjadi neraca awal untuk periode baru. Bila suatu perusahaan baru saja dibangun, maka neraca awal juga belum ada, karena perusahaan belum memiliki laporan keuangan sebelumnya.
2. Laporan Posisi Keuangan Akhir
Merupakan sebuah neraca yang di gunakan sebagai laporan keuangan. Dalam neraca ini sudah tidak ada lagi yang namanya selisih. Debet kredit juga harus seimbang. Laporan ini juga dikenal dengan sebutan neraca akhir
Pada bagian neraca akhir ini, perkiraan laba rugi sudah berubah sesuai bulan atau periode yang berjalan. Sehingga posisi keuangan perusahaan laba atau rugi dalam periode ini sudah diketahui. Neraca inilah yang nantinya akan berubah menjadi neraca awal.
Apakah Fungsi Laporan Posisi Keuangan?
Pada dasarnya fungsi neraca adalah untuk meramalkan kondisi keuangan. Selain itu, neraca ini juga dapat meramalkan jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas di masa mendatang. Lebih lengkapnya berikut beberapa fungsi dari neraca:
1. Mengevaluasi Struktur Pendanaan
Fungsi yang pertama adalah informasi mengenai perbandingan sumber pendanaan melalui utang dibandingkan dengan ekuitas. Struktur pendanaan di sebuah perusahaan harus dievaluasi agar ada perkembangan untuk ke depannya.
Laporan posisi keuangan akan menyediakan informasi mengenai kewajiban, aktiva, dan ekuitas pemegang saham. Ini merupakan sebuah dasar untuk menghitung tingkat struktur modal dan pengembalian dalam sebuah perusahaan.
2. Menganalisis Likuiditas
Berfungsi sebagai likuiditas yang merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk membayar kewajibannya. Pihak kreditur biasanya sangat tertarik dengan Informasi mengenai risiko likuiditas jangka pendek,
Yang mana informasi tersebut dapat digunakan untuk menilai kemampuan entitas membayar bunga tepat waktu. Rasio ini juga akan mengindikasikan apakah sebuah perusahaan akan memiliki sember dana yang cukup untuk melunasi kewajiban yang akan jatuh tempo.
3. Menilai Solvabilitas
Solvabilitas sendiri merupakan kemampuan entitas membayar utangnya saat jatuh tempo. Perusahaan yang memiliki jumlah utang tinggi artinya memiliki solvabilitas yang rendah di bandingkan perusahaan dengan jumlah utang rendah.
Dalam hal ini perusahaan yang memiliki banyak utang secara relatif lebih banyak beresiko karena aktivanya akan diperlukan untuk membayar kewajiban tetap ini. kewajiban tersebut seperti untuk pembayaran bunga dan juga pokok
4. Menilai Fleksibilitas Keuangan
Likuiditas dan solvabilitas akan menentukan fleksibilitas keuangan pada suatu perusahaan, yaitu dengan mengukur kemampuan perusahaan dalam mengambil tindakan tertentu. Hal ini dilakukan sebagai respon terhadap kebutuhan serta peluang yang ada.
Perusahaan yang mempunyai tingkat fleksibilitas keuangan tinggi akan mampu melalui periode buruknya, pulih dari krisis, dan memanfaatkan peluang yang tak terduga dan menguntungkan. Semakin tinggi fleksibilitas keuangan maka semakin kecil resiko kegagalan perusahaan.
Baca Juga:
- Bagaimana Contoh Laporan Keuangan yang Benar?
- Urutan Laporan Keuangan yang Benar dalam Akuntansi
- Laporan Keuangan Akuntansi: Alur, Fungsi dan Jenis-Jenisnya
Bagaimana Cara Membuat Laporan Posisi Keuangan?
Pada tahapan cara membuatnya, Anda akan menemukan angka-angka yang nantinya akan dimasukkan ke dalam pos-pos neraca. Angka tersebut merupakan nilai transaksi atau nilai dari aktifitas ekonomi yang terjadi di dalam perusahaan.
Dalam membuat laporan ini, ada beberapa proses yang harus dilewati, yaitu membuat jurnal, kemudian memposting jurnal ke buku besar, menyusun laporan laba rugi dan menyusun laporan perubahan modal
Setelah melewati 4 tahap tersebut, Anda bisa segera membuat neracanya. Dalam menentukan angka, dapat diambil dari buku besar, lalu menyusun laba rugi dan perubahan modal terlebih dahulu agar mengetahui laba yang didapat dan kelak laba tersebut akan masuk ekuitas pemilik di dalam neraca.
Contoh Laporan Posisi Keuangan
Laporan posisi keuangan merupakan laporan yang disusun untuk menggambarkan posisi keuangan di dalam sebuah perusahaan pada periode tertentu. Pada dasarnya contoh laporan ini disiapkan pada akhir periode akuntansi, yakni pada akhir bulan atau akhir tahun.
1. Contoh Laporan Posisi Keuangan Perusahaan Jasa
Dalam perusahaan jasa, neraca merupakan suatu bentuk laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai perubahan kondisi keuangan. Baik berupa kewajiban, aset ataupun modal untuk satu periode akuntansi tertentu pada sebuah perusahaan.
Unsur-unsur yang terdapat di dalam laporan ini di antaranya meliputi aset, kewajiban atau liabilitas, dan ekuitas atau biasa disebut dengan equity. Untuk gambaran lebih jelasnya, berikut merupakan contohnya:
| Service Sepeda Motor Jaya Raya
Neraca Per 31 Agustus 2019
|
||||||||||||||||||||||||||||
2. Contoh Laporan Posisi Keuangan Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi terdiri dari 4 bagian, yaitu laporan rugi laba, neraca, laporan perubahan modal dan laporan arus kas.
Neraca sendiri merupakan bagian dari laporan keuangan yang menunjukkan lokasi atas keuangan perusahaan atau entitas bisnis pada akhir periode akuntansi. Neraca Keuangan koperasi sendiri terdiri atas dua pos yaitu aktiva dan pasiva.
Dua pos tersebut terdiri atas 3 unsur yang terdiri atas aktiva, dan pada pos pasiva terdiri dari kewajiban atau hutang dan ekuitas atau modal. Berikut contohnya:
| NERACA
Unit Simpan Pinjam Kota Amsterdam Per 31 Deember 2019 Aktiva
Aktiva Lancar Kas Rp. 55.362.907 Bank Rp. 257.422.902 Piutang Utama Rp 9.261.08.239 Penyisihan Piutang (Rp. 245.733.996)
Jumlah Harta Lancar Rp. 9.328.225.197
Penyertaan Saham bank Rp. 39.000.000 Takop Rp. 167.225.197
Jumlah penyertaan Rp. 206.225.197 Aktiva Tetap Nilai peroehan harta tetap Rp. 722.41.749 Akumulasi penyusutan (Rp. 58.273.300)
Nilai Baku Rp. 664.068.449
Total Harta Rp. 10.198.653.698 |
Laporan posisi keuangan merupakan bagian dari sebuah laporan keuangan yang mencatat informasi mengenai aset, kewajiban pembayaran pada pihak yang terkait dalam operasional perusahaan.
Laporan ini menjadi penting karena dapat meramalkan kondisi keuangan perusahaan kedepannya. Jika perusahaan tidak memiliki hal ini, maka akan sulit berkembang dan mengatur keuangannya dengan baik.
