Komponen Biaya Produksi Perusahaan, Lengkap Dengan Cara Menghitung dan Jenis-Jenisnya

By | 13 September 2019

Aplikasi Akuntansi Perusahaan Jasa

akuntanmuslim.com/jasa/

Fitur Lengkap | Mudah Digunakan | Laporan Otomatis

 

Aplikasi Akuntansi Perusahaan Dagang

akuntanmuslim.com/dagang/

Siap Pakai | Laporan Otomatis | Bisa Dikustom Sendiri

 

Aplikasi Akuntansi Perusahaan Manufaktur

akuntanmuslim.com/manufaktur/

Fitur Komplit | Bisa Banyak User | 1x Bayar

Komponen biaya produksi adalah semua faktor yang mempengaruhi banyaknya biaya dalam menciptakan sebuah produk. Ini terdiri dari 8 macam yang penting sekali dipertimbangkan, guna menyusun rencana terbaik untuk perkembangan perusahaan di masa depan.

Suatu perusahaan di setiap industri memiliki komponen biaya produksi masing-masing. Jumlah biayanya juga beragam, karena produk yang diciptakan berbeda. Sehingga, biaya produksi perusahaan di bidang makanan ringan tentu lebih kecil dibandingkan perusahaan di bidang pembuatan ban mobil.

komponen biaya produksi

Secara umum, biaya produksi berpengaruh pada harga jual. Semakin kecil biaya produksi, maka kemungkinan harga jualnya juga semakin murah. Sehingga wajar, apabila perusahaan selalu berusaha menekan biaya produksi agar bisa bersaing dengan perusahaan lain.

Lantas, apa sajakah komponen biaya produksi itu? Mari disimak ulasan selengkapnya berikut.

Pengertian Biaya Produksi

Sebelum mencari tahu apa saja komponen biaya produksi, pertama-tama mari kita pahami terlebih dahulu pengertiannya. Biaya produksi adalah pengeluaran yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengubah bahan baku menjadi produk siap jual.

Sebagai contoh, perusahaan mengeluarkan Rp. 10.000.000 untuk menciptakan 100 pcs sabun mandi. Nah, Rp. 10.000.000 itulah yang disebut sebagai biaya produksi. Biaya produksi bukan hanya sebatas biaya pembelian bahan baku, namun juga meliputi biaya pemasaran, sewa gedung, penyusutan peralatan produksi dan lain-lain.

Sejumlah ahli juga mengemukanan pendapatnya tentang pengertian biaya produksi. Seperti:

Perry (1997) : biaya produksi adalah penjumlahan antara biaya tidak langsung (overhead cost) dan biaya langsung (direct cost).

Sadono Sukirno (2003) : biaya produksi adalah semua pengeluaran perusahaan untuk mendapat faktor-faktor produksi dan bahan mentah yang digunakan untuk menciptakan produk perusahaan.

Sutrisno (2009) : biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan dalam mengolah bahan baku sehingga menjadi produk selesai.

Komponen Biaya Produksi

cara menghitung biaya produksi

Seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya, setidaknya ada 8 macam yang menjadi bagian komponen biaya produksi. Itu terdiri dari:

  • Bahan dasar atau bahan baku, termasuk juga bahan setengah jadi
  • Bahan penolong atau bahan-bahan pembantu
  • Upah tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung
  • Bunga modal
  • Penyusutan peralatan produksi
  • Pajak perusahaan
  • Biaya tidak langsung
  • Biaya pemasaran, semisal biaya iklan atau reklame, biaya pengiriman dan angkutan, serta biaya analisis pasar produk dan penelitian

Catatan:

Bahan penolong adalah setiap bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan produksi suatu produk, namun jumlah pemakaiannya tidak bisa diukur secara pasti. Sebagai contoh, di dalam perusahaan buku akan sangat sulit mengukur banyaknya kebutuhan lem per buku.

Tenaga kerja tidak langsung adalah orang-orang yang dikerjakan secara tidak langsung, namun berpengaruh selama proses pembuatan barang jadi. Misalkan supervisor produksi yang bertugas menguji kualitas produk dan mengawasi mutu selama pembuatan roti.

Yang termasuk biaya tidak langsung adalah pembayaran retribusi pemakaian air tanah, izin keramaian, kebersihan dan lain sebagainya.

Baca Juga:

Jenis-Jenis Biaya Produksi

jenis biaya produksi

Jika melihat ada begitu banyak komponen biaya produksi, maka bisa langsung ditebak apabila ia terdiri dari beberapa jenis. Kira-kira ada 5 macam biaya produksi, yakni:

1. Fixed Cost (biaya tetap)

Fixed Cost adalah biaya yang jumlahnya tetap selama periode waktu tertentu dan tidak terpengaruh berapa banyak jumlah produk yang dihasilkan perusahaan. Contoh biaya tetap antara lain, pajak perusahaan, penyusutan gedung atau sewa gedung, biaya administrasi dan penyusutan peralatan.

2. Variable Cost (biaya variabel)

Variable Cost adalah biaya yang jumlahnya dipengaruhi oleh seberapa banyak produk yang mampu dihasilkan. Sehingga, biaya variabel selalu berubah-ubah dari satu periode ke periode yang lain. Semakin banyak produk yang diciptakan, maka biaya variabel juga semakin besar.

Adapun yang tergolong sebagai biaya variabel antara lain upah tenaga kerja dan biaya bahan baku sesuai jumlah produk yang mereka hasilkan.

Sebagai contoh, untuk bisa menghasilkan 100 pcs ban mobil, perusahaan membutuhkan 5 tenaga kerja dengan upah Rp. 60.000 per hari dan Rp. 2.000.000 untuk pembelian bahan baku. Itulah yang disebut Variable Cost atau biaya variabel.

3. Total Cost (biaya total)

Sesuai namanya, Total Cost adalah jumlah keseluruhan biaya variabel dan biaya tetap yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam satu periode untuk menghasilkan produk.

4. Average Cost (biaya rata-rata)

Average Cost adalah biaya yang dibutuhkan untuk produksi per unit produk. Ini dihitung dengan membagi biaya total dan kuantitas barang. Sebagai contoh, biaya total untuk menghasilkan 1000 pcs adalah Rp. 60.000.000.

rumus menghitung average cost

Sehingga, Average Cost per produk diketahui sebesar Rp. 60.000.

  1. Marginal Cost (biaya marjinal)

Marginal Cost adalah biaya tambahan yang dibutuhkan untuk memproduksi satu produk tambahan. Biaya marjinal muncul karena perluasan kuantitas produksi. Dalam kasus seperti ini, perusahaan sedang berencana meningkatkan jumlah produk yang dihasilkan

Rumus menghitung biaya marjinal yakni membagi antara perubahan Total Cost dan perubahan kuantitas barang.

rumus menghitung marginal cost

Misalnya, pada bulan Januari perusahaan Maju Makmur memproduksi 100 pcs baterai dengan total biaya Rp. 6.000.000. Dari sini bisa dilihat apabila Average Cost sebesar Rp. 60.000 per produk.

Karena ingin meningkatkan penjualan, pada bulan Februari perusahaan Maju Makmur memproduksi 200 pcs baterai dengan total biaya Rp. 8.000.000. Lantas berapakah biaya marjinal pada produksi baterai?

Diketahui:

Perubahan Total Cost: Rp. 8.000.000 – Rp. 6.000.000 = Rp. 2.000.000

Perubahan Kuantitas: 200 pcs – 100 pcs = 100 pcs

Jawab:

Biaya Marginal: Rp. 2.000.000 : 100 = Rp. 20.000.

Sehingga, bisa diketahui apabila biaya produksi meningkat sebesar Rp. 20.000 untuk memproduksi satu baterai tambahan. Bagaimana, apakah Anda sudah paham dengan rumus Marginal Cost?

Cara Menghitung Biaya Produksi

Perhitungan biaya produksi adalah sebuah proses panjang dan sangatlah komplit. Pasalnya, ini meliputi semua komponen biaya produksi di setiap bagian. Yaitu biaya marginal, biaya rata-rata, biaya total, biaya tetap dan biaya variabel.

Intinya, setiap mengeluarkan uang selama proses produksi berlangsung harus dicatat dan tidak boleh ada yang terlewatkan.

Mulai dari biaya konsumsi tenaga kerja, pembelian peralatan tambahan, upah tenaga kerja baru dan semuanya. Seluruh biaya ini kemudian diakumulasikan setiap bulan, sesuai pos masing-masing. Disitulah biaya total produksi bisa dihitung.

Contoh:

Selama bulan Februari 2019, PT Maju Sakti menggelontorkan dana sebesar Rp. 10.000.00. Uang tersebut berhasil menciptakan sebanyak 300 pcs sarung. Dari sini bisa dilihat apabila biaya produksi per sarung sebesar Rp.33.333.

 Apakah Penting Mengontrol Biaya Produksi?

Setiap masuk ke periode baru (biasanya per tahun), suatu perusahaan akan membuat anggaran belanja yang berisi seluruh komponen biaya produksi. Dalam penyusunan anggaran belanja tersebut, semua biaya disusun secara lengkap dan rapi.

Begitu komponen biaya produksi sudah dikeluarkan, maka langkah yang diambil oleh perusahaan selanjutnya adalah melakukan evaluasi. Anggaran belanja selama periode sekarang dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Evaluasi ini dilakukan untuk mengontrol biaya produksi. Apakah sudah bisa menghasilkan keuntungan atau belum. Jika sudah tepat, perusahaan melanjutkan anggaran tersebut dan bisa mendapat keuntungan seperti yang diharapkan.

Semua departemen bertanggung jawab dan memiliki peran yang sama dalam proses pengendalian biaya produksi.

Demikianlah ulasan singkat mengenai komponen biaya produksi, semoga bisa bermanfaat untuk Anda semua.

 

Aplikasi Akuntansi Perusahaan Jasa

akuntanmuslim.com/jasa/

Fitur Lengkap | Mudah Digunakan | Laporan Otomatis

 

Aplikasi Akuntansi Perusahaan Dagang

akuntanmuslim.com/dagang/

Siap Pakai | Laporan Otomatis | Bisa Dikustom Sendiri

 

Aplikasi Akuntansi Perusahaan Manufaktur

akuntanmuslim.com/manufaktur/

Fitur Komplit | Bisa Banyak User | 1x Bayar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *