Problematika pengangguran merupakan permasalahan yang dihadapi oleh semua negara di dunia. Dalam upaya mendapatkan solusi, maka langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memahami definisi, penyebab, hingga klasifikasi jenis pengangguran dalam studi kasus untuk merumuskan permasalahan hingga mendapatkan jalan keluar yang efektif serta tepat sasaran.
Deskripsi Lengkap dan Jenis Pengangguran
Secara sederhana, pengangguran adalah individu yang tidak sedang bekerja baik berwirausaha maupun terikat kontrak dengan perseorangan, kelompok, maupun instansi tertentu atau sedang dalam proses pencarian kerja. Namun, seseorang yang aktif bekerja kurang dari dua hari dalam sepekan juga dapat digolongkan sebagai pengangguran.
Sementara itu, pengertian pengangguran menurut para ahli memiliki definisi yang berbeda-beda. Berikut ini adalah deskripsi pengangguran menurut kelompok dan pakar berbeda :
Asosiasi Pekerja Internasional / International Labor Organization (ILO)
Lembaga internasional yang bertugas untuk memperjuangkan hak-hak buruh ini mendefinisikan pengangguran sebagai :
- Pengangguran terbuka merupakan individu maupun kelompok yang termasuk kedalam usia produktif namun dalam periode tertentu tidak atau sedang mencari pekerjaan serta bersedia menerima tawaran kerja.
- Setengah pengangguran adalah mereka yang bekerja pada pada pihak lain maupun berwirausaha namun dengan jam kerja kurang dari standar yang ditentukan (8 jam per hari).
Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS)
Di dalam negeri, lembaga yang mengamati kondisi pekerja secara nasional ini menyimpulkan bahwa :
- Setengah pengangguran terpaksa adalah pekerja dengan total jam kerja kurang dari 35 jam dalam sepekan dan masih serta mencari peluang pekerjaan lainnya.
- Setengah pengangguran sukarela merupakan kelompok yang memiliki jam kerja di bawah 35 jam dalam seminggu namun tidak berusaha untuk mencari atau menerima pekerjaan lain.
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (KEMENAKERTRANS)
Menurut kementerian yang bertanggung jawab langsung atas permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia ini, pengangguran adalah seseorang atau kelompok yang sedang mencari kerja, mempersiapkan usaha baru, atau tidak mencari kerja akibat pesimisme dalam mendapatkan pekerjaan.
Sukirno
Pengangguran merupakan kelompok usia produktif dalam kondisi aktif mencari pekerjaan namun belum mendapatkannya.
Nanga
Terakhir, pengertian pengangguran menurut hemat Nanga, pengangguran merupakan perseorangan dalam rentang usia produktif yang tidak bekerja dan tidak melakukan upaya apa pun untuk memperoleh pekerjaan.
6 Faktor Penyebab Pengangguran
Apa sajakah faktor-faktor yang menyebabkan kasus pengangguran dapat terjadi di sebuah negara? Ada banyak penyebab, baik dari pribadi pengangguran itu sendiri maupun faktor eksternal yang memicu situasi tersebut, yaitu :
1. Pesimisme
Pola pikir negatif yaitu pesimisme merupakan pemicu yang berasal dari diri individu terkait. Mereka merasa peluang untuk mendapatkan pekerjaan sangat kecil sehingga menimbulkan keputusasaan di mana kemudian berujung sikap pasif dalam mencari pekerjaan.
2. Kurangnya kreativitas
Di Indonesia, pengangguran juga dapat disebabkan oleh penanaman pola pikir yang salah dari generasi tua pada generasi muda bahwa bekerja berarti memiliki kontrak kerja dengan suatu instansi. Hal tersebut memicu kurangnya kreativitas kaum muda untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.
3. Lapangan kerja terlalu sedikit
Faktor yang satu ini dipengaruhi oleh sedikitnya lapangan pekerjaan yang ditawarkan oleh badan usaha perseorangan, instansi pemerintah, maupun korporasi, sedangkan jumlah pencari kerja terus meningkat setiap tahunnya akibat laju pertumbuhan yang tidak terkontrol.
4. Sumber Daya Manusia (SDM) yang tidak memadai
Kesan pengangguran yang berkonotasi negatif salah satunya muncul akibat kualitas sumber daya manusia yang kurang mumpuni ; pendidikan rendah dan kegagapan teknologi. Hal itu berimbas pada munculnya pengangguran akibat ketidakmampuan memenuhi standar keahlian penyedia lapangan kerja.
5. Tidak terpenuhinya standar upah pekerja
Mayoritas para pencari kerja menjadikan gaji sebagai standar untuk melamar pekerjaan. Namun tingginya nominal yang mereka harapkan tidak sesuai dengan penawaran pemberi kerja. Sebab itu mereka memutuskan untuk menjadi pengangguran dibandingkan mendapat upah di bawah harapan.
6. Kegagalan sektor usaha kecil dan menengah
Sektor usaha kecil dan menengah merupakan alternatif tersedianya lapangan kerja selain instansi pemerintah atau perusahaan berskala besar. Namun, bila di suatu wilayah sektor tersebut mengalami kegagalan, maka tingkat pengangguran pun meningkat.
Baca juga:
- Sistem Informasi Keuangan (Financial Information System)
- Sistem Informasi Eksekutif – Pengertian, Contoh Kasus dan Karakteristiknya
- Pengertian Ekuitas, Komponen dan Manfaatnya
Klasifikasi Jenis Pengangguran di Indonesia
Tidak banyak yang memahami bahwa terdapat pembagian jenis pengangguran karena kurangnya studi kasus terbuka yang membahas secara rinci tentang fenomena tersebut serta ketertarikan mempelajarinya. Klasifikasi pengangguran sendiri memiliki didasarkan pada dua kriteria, yakni : berdasarkan jumlah jam kerja dan faktor penyebab.
1) Macam-macam Pengangguran Berdasarkan Jumlah Jam Kerja
Berdasarkan pada durasi jam kerja, pengangguran terbagi menjadi tiga kategori berikut :
-
Pengangguran Terselubung / Disguissed Unemployment
Kelompok ini merupakan mereka yang tidak memungkinkan untuk bekerja secara optimal akibat alasan tertentu. Contohnya kondisi fisik yang lemah sehingga tidak dapat beraktivitas lebih dari tiga jam dalam sehari.
-
Pengangguran Terbuka / Open Unemployment
Individu yang tidak mendapatkan pekerjaan walaupun telah berusaha semaksimal untuk mencari termasuk dalam kategori pengangguran terbuka.
-
Setengah Pengangguran / Under Unemployment
Pada kategori ini, individu terkait berstatus memiliki pekerjaan namun dengan jam kerja kurang dari standar 35 jam per minggu dan tidak mendapatkan peluang lain akibat minimnya ketersediaan lapangan kerja.
-
Pengangguran Musiman / Seasonal Unemployment
Mereka yang bekerja hanya pada musim tertentu sementara sisa waktunya menganggur termasuk dalam kategori pengangguran musiman. Contohnya adalah petani yang hanya bekerja dalam musim panen.
2) Pembagian Pengangguran Berdasarkan Faktor Penyebab
Sementara itu, berdasarkan faktor-faktor penyebab, pengangguran dibagi dalam klasifikasi seperti di bawah ini :
-
Pengangguran Friksional / Frictional Unemployment
Pengangguran jenis ini disebabkan oleh kurangnya informasi atas tersedianya lowongan pada para pencari kerja, biasanya dikarenakan akses informasi yang buruk. Namun, hal tersebut juga dapat dipicu oleh tidak terpenuhinya kualifikasi SDM yang ditetapkan penyedia kerja.
-
Pengangguran Siklikal / Cycle Unemployment
Pemicu dari munculnya pengangguran siklikal adalah siklus perekonomian yang tidak stabil sehingga menyebabkan badan usaha merugi dan memutuskan untuk memangkas jumlah tenaga kerja, sehingga berimbas pada munculnya pengangguran baru.
-
Pengangguran Struktural / Structural Unemployment
Perubahan jangka panjang struktur dan corak ekonomi di sebuah daerah merupakan penyebab munculnya pengangguran pada kategori ini. Sebagai contoh: wilayah yang semula merupakan kawasan penghasil laut beralih menjadi area industri sedangkan masyarakat sekitar tidak memiliki keterampilan pada sektor tersebut.
-
Pengangguran Teknologi / Technology Unemployment
Jenis pengangguran ini disebabkan oleh pilihan pemilik usaha untuk mengganti tenaga kerja manusia dengan mesin-mesin agar produktivitas meningkat sedangkan para pekerja tidak memiliki kecakapan beralih menjadi operator mesin tersebut.
-
Pengangguran Politis / Political Unemployment
Kebijakan politik pemerintah menjadi penyebab kategori pengangguran ini muncul. Contohnya pemberhentian operasional suatu perusahaan yang gagal membayar pinjaman dari pemerintah yang digunakan sebagai modal usaha.
-
Pengangguran Penuh / Complete Unemployment
Minimnya lowongan yang tersedia atau ketidakmauan individu terkait untuk mencari kerja membuat mereka masuk dalam golongan pengangguran penuh yang sama sekali tidak bekerja.
Cara Mengatasi atau Menurunkan Tingkat Pengangguran
Tingginya tingkat pengangguran di suatu negara berdampak langsung pada sektor perekonomiannya. Sebab itu, permasalahan pengangguran harus mendapatkan perhatian khusus dan penanganan secara cepat agar stabilitas ekonomi dapat terjaga. Dengan mengenali penyebab dan klasifikasinya, maka dapat diambil langkah-langkah penanggulangan yang tepat.
Solusi yang dapat dilakukan antara lain :
-
Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
Agar dapat bersaing di era modern seperti saat ini, peningkatan keterampilan dan keahlian sumber daya manusia sesuai standar kualifikasi penyedia lapangan pekerjaan menjadi poin penting untuk menurunkan angka pengangguran di Indonesia. Selain di dalam negeri, SDM yang berkualitas juga membantu persaingan di pasar global.
-
Mendukung Pertumbuhan Usaha Kecil Menengah
Dalam hal ini, pemerintah memiliki peran besar dengan cara mengambil atau menerapkan kebijakan yang membantu munculnya serta pertumbuhan usaha-usaha kecil menengah agar dapat menciptakan lapangan-lapangan kerja yang baru.
-
Mengubah Pola Pikir Individu Pencari Tenaga Kerja
Pada salah satu kategori jenis pengangguran di atas disebabkan kurangnya kreativitas para generasi muda. Mereka harus mulai diajak untuk berpikir kreatif agar dapat menjadi pemberi kerja, bukan mencari pekerjaan. Terlebih mereka dengan kualifikasi pendidikan tinggi disertai keterampilan atau bakat mumpuni untuk mengembangkan ekonomi melalui industri kreatif.
-
Tindakan Disiplin Terhadap Standar Upah Pekerja
Masing-masing pemerintah daerah menentukan Upah Minimum Regional (UMR) yang harus dijadikan standar gaji para pekerja. Namun, kurangnya tindakan disipliner membuat para pemilik usaha abai. Bila ketentuan dipenuhi, maka tidak ada alasan pengangguran muncul akibat rendahnya upah yang diterima.
-
Menggalakkan Program Transmigrasi
Tingkat pengangguran dapat disebabkan sedikitnya lapangan usaha yang tersedia di daerah padat penduduk dengan laju pertumbuhan yang tinggi. Contohnya untuk penduduk di Pulau Jawa. Untuk itu, program transmigrasi dapat menjadi solusi permasalahan pengangguran dengan memindahkan ke luar jawa di mana lapangan kerja masih banyak tersedia.
-
Pengiriman Tenaga Kerja ke Luar Negeri
Minimnya minat masyarakat untuk bertransmigrasi dapat coba diatasi dengan penawaran kemudahan dalam prosedural pengiriman tenaga kerja ke luar negeri. Selain dapat mengurangi tingkat pengangguran di dalam negeri, metode ini juga efektif menambah pendapatan negara melalui para pahlawan devisa tersebut.
-
Penyebaran Informasi Lowongan Kerja Secara Merata
Untuk menanggulangi tidak sampainya informasi lowongan pekerjaan pada para pencari kerja akibat minimnya informasi, maka seluruh pihak yang terlibat harus berperan aktif dalam memperbaiki daya akses masyarakat. Misalkan melalui penyebaran jaringan internet secara merata.
Dampak-dampak Problematika Pengangguran yang Tidak Teratasi
Telah sedikit disinggung di atas bahwa prosentase pengangguran di sebuah negara berkaitan langsung dengan laju perekonomiannya. Dampak-dampak yang dapat terjadi, selain kebangkrutan, bila masalah pengangguran tidak lekas diatasi adalah :
- Daya beli masyarakat yang menurun drastis sedangkan harga-harga kebutuhan etrus meningkat.
- Tingkat kemiskinan naik.
- Memburuknya kondisi psikologis masyarakat akibat beban hidup yang tinggi tanpa solusi yang nyata sehingga memicu depresi.
- Krisis moneter yang rentan memicu ketegangan sosial hingga memicu kerusuhan.
- Meningkatnya tekanan dari luar negeri seperti ancaman pengambilalihan kuasa secaara paksa maupun diplomatis, terutama dari negara pemberi utang.
Melalui studi kasus di atas, pengangguran merupakan masalah serius yang tidak hanya berkaitan langsung dengan stabilitas perekonomian suatu negara, melainkan juga sektor keamanannya. Sebab itu, dengan mempelajari penyebabnya diharapkan dapat dilakukan penanganan yang efektif guna menurunkan jumlah tuna karya sesuai dengan pembagian jenis pengangguran itu sendiri.