Cluster sampling adalah metode pengambilan sampel dengan kriteria random atau acak. Teknik ini tidak terlalu familiar dan memiliki substansi yang sekilas memiliki kemiripan dengan stratified sampling. Sebab itu, kedua cara sampling yang berbeda tersebut acap kali disamakan atau bahkan salah pengidentifikasian. Apa definisi lengkap dari cluster sampling serta pengaplikasiannya?
Pengertian Cluster Sampling Adalah…
Istilah lain untuk cluster sampling yaitu sampel kluster dan sampling gugus. Teknik pengambilan sampel ini mulai dikembangkan berdasarkan teori yang dikeluarkan oleh Margono yang menyatakan bahwa populasi bukan terdiri dari individu tunggal. Populasi merupakan kesatuan atas kelompok-kelompok yang terbentuk dari beberapa individu sehingga dapat disebut sebagai sebuah grup.
Kondisi Penerapan Teknik Sampling Cluster
Apa yang menjadi dasar utama peneliti untuk memilih sampling cluster sebagai metode pengambilan sampel dalam penelitiannya?
- Penelitian membutuhkan populasi yang luas dan bersifat heterogen atau beragam. Namun, karena keterbatasan tim yang tidak memungkinkan untuk melibatkan satu per satu individu, maka dipilihlah representasi populasi berupa kelompok-kelompok berkarakter homogen. Dengan kata lain menggunakan sampel kluster.
- Waktu penelitian relatif singkat, sehingga meskipun populasi yang dipilih tidak terlalu besar, metode sampel gugus dapat menjadi solusi efisiensi waktu.
- Anggaran biaya yang dimiliki untuk pelaksanaan penelitian terbatas sehingga tidak dapat mencakup total populasi secara menyeluruh sehingga harus dipilih representatifnya saja.
Elemen-Elemen dalam Sampling Kluster
Untuk memenuhi standar pengambilan sampel dengan teknik kluster, peneliti harus memenuhi elemen-elemen sesuai standar. Adapun unsur atau elemen yang dimaksud adalah sebagai berikut :
- Populasi luas dengan karakteristik umum beragam namun di dalamnya mengandung kelompok-kelompok bersifat seragam.
- Masing-masing kelompok merupakan representasi dari keseluruhan populasi.
- Tiap grup memiliki jumlah anggota tetap dan eksklusif.
Bila salah satu elemen di atas tidak terpenuhi, maka cluster sampling tidak dapat dilaksanakan. Sebab, bila dipaksakan, hasil dari penelitian menjadi tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Jenis-Jenis dan Teknik Pengambilan Sampel Kluster
Teknik sampling gugus sendiri terbagi menjadi dua jenis berbeda yang bergantung pada tahapan pengaplikasiannya, yaitu :
-
One Stage Cluster Sampling
Klasifikasi pertama dari cluster sampling adalah one stage cluster sampling atau pengambilan sampel kluster satu tahap. Dalam jenis sampling kluster yang satu ini, populasi yang dipilih kemudian langsung dibagi dalam kelompok-kelompok. Peneliti kemudian memilih grup-grup secara acak untuk menjadi perwakilan. Selanjutnya, proses sampling pun langsung dimulai.
-
Two Stage Cluster Sampling
Secara prosedural, one stage dan two stage tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Hanya saja, untuk two stage cluster sampling, setelah grup perwakilan terpilih, tidak semua anggota dimasukkan sebagai sampel sebagaimana one stage cluster sampling. Melainkan, dilakukan kembali seleksi secara acak untuk mendapatkan responden terbaik sebagai sampel penelitian.
Baca Juga:
- Snowball Sampling Adalah? Definisi, Penerapan, Kekurangan dan Kelebihan
- Mengenal Teknik Quota Sampling dan Pengaplikasiannya
- Pengertian Agregat Dalam Ekonomi dan Istilah yang Sering Digunakan
Contoh Penelitian dengan Sampling Gugus
Untuk memahami lebih jauh tentang cluster sampling, berikut adalah contoh penelitian sederhana dengan penerapan metode tersebut :
Judul Penelitian | Kemampuan Bahasa Inggris Pelajar SMP di Kota Malang |
Pelaksana Penelitian | Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang |
Tujuan Penelitian |
|
Karakteristik Sampel | – Karakteristik umum dari sampel adalah pelajar SMP dan sederajat di Kota Malang. Sebagai catatan tambahan, pelajar di Kabupaten Malang dan Kota Batu tidak termasuk dalam kategori.
– Besaran sampel yang ditentukan sebanyak 100 anak. |
Teknik Penentuan Sampel | 1) Jumlah pelajar SMP dan sederajat di Kota Malang adalah 5000 murid.
2) Total lembaga pendidikan SMP atau setara adalah 20 buah. 3) Untuk mendapatkan sampel, maka jumlah total murid : (dibagi) dengan jumlah sekolah. Jadi 5000 : 20 = 250. 4) Dalam kasus penelitian ini, harus diterapkan metode two stage cluster sampling di mana hasil pembagian tersebut disaring kembali untuk mendapatkan hasil akhir sesuai kuota. 5) Caranya adalah membagi jumlah total terjaring dengan kuota sampel yang tersedia. Jadi, 250 : 100 = 2,5. Untuk mempermudah, maka dari masing-masing sekolah diambil satu kelompok dengan anggota berjumlah 2-3 orang. |
Kesimpulan |
|
Keunggulan dan Kelemahan dari Cluster Sampling
Sebagai bagian dari teknik probability sampling, tidak dapat ditampik bahwa metode pengambilan sampel gugus pun memiliki kelemahan, yakni :
- Bila elemen sampling tidak terpenuhi, maka teknik ini tidak dapat diterapkan. Problematika yang satu ini tentu berbeda dengan mayoritas teknik sampling lain yang memiliki alternatif lain agar tetap bisa diaplikasikan.
- Prosentase human error dalam pelaksanaan cukup tinggi, terutama dalam tahapan pembagian kelompok sampel.
Namun, di balik kelemahan tersebut, cluster sampling memiliki keunggulan yang lebih mendominasi, antara lain :
- Efektif dan efisien dari segi tenaga, waktu, dan anggaran biaya.
- Dapat mencakup populasi yang luas.
- Meminimalisir variabel yang membingungkan.
- Bila prosedur pengambilan sampel dilakukan dengan tepat, akurasi hasilnya memiliki prosentase yang tinggi.
Melalui pengertian, elemen, contoh, dan kelebihan serta kekurangannya, cluster sampling adalah metode pengambilan sampel secara random yang cukup layak untuk diterapkan. Terutama untuk penelitian-penelitian yang sesuai dengan kriteria pengaplikasiannya atau memang dirancang khusus untuk teknik tersebut.